
Bertempat di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (14/3) Prof. Dr. Ir. Tyas Utami, M.Sc. salah satu staff pengajar i Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Mikrobiologi Pangan. Dalam acara tersebut Prof. Tyas Utami menyampaikan pidato pengukuhannya dengan tema Probiotik Indigenous: Potensi dan Tantangannya Dalam Mendukung Kesehatan. Adanya pandemi Covid-19 telah mengubah pola hidup dan pandangan masyarakat Indonesia terhadap kesehatan. Permintaan produk-produk suplemen kesehatan termasuk produk yang mengandung probiotik mengalami peningkatan. Fungsi utama mengkonsumsi probiotik adalah mengurangi potensi berkembangnya bakteri yang merugikan dalam kolon, menekan munculnya metabolit yang berbahaya, menjaga saluran pencernaan tetap sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh. Demikian uraian Prof. Tyas Utami dalam pidato yang disampaikan di depan Majelis Wali Amanah dan para undangan yang hadir.
“Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, berdampak pada peningkatan permintaan produk pangan yang menyehatkan, termasuk produk probiotik. Namun suplemen probiotik dan makanan probiotik yang beredar di dalam negeri hampir semuanya menggunakan probiotik impor. Padahal probiotik indigenous yang berasal dari Indonesia telah banyak diteliti oleh para peneliti Indonesia, baik karakteristiknya, manfaat kesehatannya, aspek keamanannya, bahkan sampai pada produksi bubuk probiotik dan pengembangan produk-produk makanan probiotik. Namun demikian sebagian besar produksinya masih skala laboratorium, skala kecil meskipun beberapa peneliti telah melakukan peningkatan skala produksi,” jelasnya.
Menurutnya masih diperlukan riset skala pilot -plant untuk menjembatani penelitian di laboratorium menuju ke komersialisasi. Pengembangan produk-produk probiotik indigenous yang memberikan manfaat kesehatan akan memperluas jangkauan pemanfaatnya dalam mendukung kesehatan. Disamping itu penggunaan bahan-bahan lokal akan mendukung program pemerintah dalam peningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Untuk itu kerja sama yang sinergis antara peneliti dari berbagai disiplin ilmu, mitra industri dan perguruan tinggi sangat diperlukan. (/mtt)